Monday, April 5, 2010

dua opiat.

buprenorfin saya telah bertransformasi menjadi badai opiat yang mampu meluluhlantakan denyut dalam 48 jam yang panjang. tapi pesonanya telah lenyap bersama asap yang saya hirup tadi malam.

mimpi-mimpi kami menjadi sama setelah kami berpisah tapi bukan berarti saya mau melanjutkan mimpi-mimpi ini dengan dirinya yang terus merasuk ke sumsum tulang bagai racun yang siap merapuhkan.

saat ini yang saya butuhkan justru si buprenorfin. yang selalu datang dengan indahnya membawa taburan kelopak harum ditangan kiri dan belati ditangan kanan. yang selalu siap ditebarkan diatas tubuh saya setelah habis terkoyak terhujam dan terus berulang seperti musik yang saya dengarkan ditelinga saya.
musik-musik dari anda saya hibahkan untuk dirinya. karena hanya dia yang ada melepas semua sesak di jiwa. telah habis tangis saya dilucuti olehnya dan tergantikan tangisan lainnya.

dia menemani hampa saya. hampa yang tidak akan pernah anda ketahui. yang saya balut dengan tawa saat anda bertanya. anda kira saya bahagia. ya saya memang bahagia tapi kebahagiaan itu selalu tidak tahan lama. sekejap untuk kemudian tergantikan tangisan lagi.

anda sudah tidak mungkin ada kan?. tapi kenapa anda selalu hadir dan bertanya. cukuplah anda buat saya melakukan semua yang seharusnya tidak saya lakukan. saya sedang menikmati kehadirannya. walaupun perih.

127 hari yang saya lewatkan bersamanya jauh lebih berharga dari 1000 hari masa lalu saya dan anda.