Tuesday, February 23, 2010

dialogue patah.

kau lebih hitam dari kelamnya malam yang anginnya menggigit pori-poriku. padahal wujud nyatamu lebih putih dari salju yang membeku pada satu pagi di bulan december. saat kau hampiriku terpikir rupamu seperti malaikat dengan lingkaran suci yang bersinar keemasan di atas kepala. rupanya aku salah karena saat kau menunduk ingin mengecupku, tandukmu menyembul keluar dari balik helaian rambut hitam-mu yang lembut dan harum. bibirmu hangat dan mampu buaikan jiwa kosong hantu-hantu wanita yang berteriak melolong mencari kekasihnya yang telah pergi.

tapi sayang hangatnya hanya di permukaan tidak dapat menggapai hati yang tetap beku. ujarku.

aku tetap ada untuknya. ujarku.

tapi akulah yang ada direngkuhan-mu saat ini. jawabmu.

aku memang disini tetapi tidak rasaku. ujarku.

pentingkah rasa-mu saat kau sebenarnya sudah tidak mampu lagi merasakan apa-apa?. teriakmu.

rasaku bukan mati, hanya patah jadi bisa tumbuh lagi jika bersamanya!. teriak-ku.

teruslah berlari tapi aku akan tetap menuruti langkahmu. bisikmu.

ya, mari berlari bersama mengejar yang tidak ada. bisik-ku sambil meraih rambutmu ke pelukanku. ya, mari habiskan subuh ini bersama.

hanya kau dan aku tanpa rasa. bisik-ku lagi.

2 comments: