Sunday, September 25, 2011

"welcome abroad to my heart."

well, how to say?.

ingin bercerita sedikit tentang kehidupan.

saya dibesarkan oleh orang tua pecinta buku dan musik. buku pertama yang dibacakan untuk saya adalah kumpulan dongeng karya Hans Christian Anderson dan menyusul Astrid Lindgren disaat saya sudah mulai bisa mengeja. Lagu-lagu yang disenandungkan oleh Queen, Julio Iglesias ataupun The Beatles turut mengiringi pertumbuhan masa kanak-kanak.

sungguh sangat berterimakasih kepada mama dan papa yang menurunkan hobi ini.


seni merupakan sesuatu yang paling indah yang terjadi dalam hidup saya. seringkali saat mendengarkan sebuah lagu, imajinasi saya bekerja untuk mengarang cerita ataupun menggambar hal-hal yang terkait dengan lagu tersebut.


tulisan dan gambar diiringi musik adalah dunia paralel saya. tempat dimana saya melarikan diri dari kemonotonan sehari-hari. dunia ciptaan dan saya bisa melakukan dan mendapatkan apapun disitu.
berbahagialah kita semua yang bisa memiliki imajinasi tanpa batas.

love,
F.

Thursday, September 22, 2011

balint's syndrome.

jutaan huruf masuk kedalam telinga ini, terus masuk merasuk ke otak menembus selaput durameter dan menusuk ke syaraf hippocampus-ku. teriakan sudah tidak mampu lagi meredam bisikan setan yang terus mengimingi-ku dengan keabadian kekal. benturan dan guncanganpun hanya terasa seperti sentuhan halus tak terasa.

"aku kesakitan,' teriak bathin-ku, 'ribuan jarum terus masuk dan masuk dan berputar didalam corpus-ku. sebentar lagi akan berdarah, membanjiri thorax dan keluar melalui cervical ".

ya aku bisa membayangkan cairan merah itu akan membuncah meledak menghambur sampai sisa terakhir. akankah nadi terus berdenyut saat semua itu terjadi?. akankah cor dan pulmo terus berpacu tanpa terada yang harus terpompa?.

apa tak sebaiknya diakhiri sebelum semua bertambah merah disini?.

aku mendengar bertambah banyak suara-suara melintas mendesah perlahan. menyuruhku untuk berakhir. berakhir dalam hampa dan ketiadaan. dalam kelam yang takkan pernah benderang.

takkan pernah benderang.

taman dan bintang si Tuan.










atap,

keheningan,

dan bintang yang mengabur.

tuan,

ingatkah atap tertinggi masa pertama kita bertemu?.

sosok anda begitu pudarnya dalam pandangan ini.

bahkan saya tak sadar ada anda dihadapan saya.

tuan,

ingatkah taman dimana kita menghabiskan malam bersama mereka?.

sosok anda mulai jelas dalam tatapan ini.

tapi belum sampai ke hati.

tuan,

ada taman lain dimana kita habiskan waktu bersama mereka.

kemudian kita menghilang dari pandangan semua.

sembunyi berdua saja dan senyuman anda sampai ke hati.

dan masa-masa berlalu.

masa yang indah untuk saya tapi mungkin terlupakan oleh anda.

masa yang ingin sekali saya genggam selamanya.

dan anda pergi.

menghilang disaat saya terlalu mendamba.

seandainya,

tak pernah ada atap, bintang dan malam.

menantikan sang Tuan tersadar.

Tuan, Tuan, Tuan,

berapa kali lidah saya mesti melafalkan nama anda setiap hari?. anda masih saja jadi batu yang terus-terusan membatu disana.


setiap malam sebelum tidur,

ayat-ayat memanggil anda yang saya dengungkan.

anda begitu buta, tuli dan bisu.


telah habis gugur kembang malam dipangkuan dingin sang Tuan.


tak sadarkah anda begitu dirindukan?.


hanya anda yang saya inginkan.

sang penggambar.

terdiam di pojokan melalangbuanakan pikiran pada imajinasi lukisan.

dia,
diam,
diam sekali,
seolah tak hiraukan rangkaian kata yang sedang melintas berlalu-lalang ditelinganya.

fokus pada kumpulan warna yang mengangkasa di awang-awang.

ditorehkannya khayalan indah yang tervisualisasi pada setiap jengkal kulit halus yang membalut raga.

lalu ia tertawa.

ternyata dia bisa juga tertawa karena emosi yang tercipta dari keadaan.

eksperimental amal dan dosa.

silahkan ambil oksigen ini saya tidak butuh lagi. cuma sesak yang terasa saat paru-paru menghirup kehampaan.

maunya terbang menggapai yang tak tergapai.

maunya mati dan menghadap sang pencipta untuk sekedar bertanya,
"untuk apa terciptanya saya?. jangan beri saya nafas jika ternyata ini semua hanya eksperimental kehidupan".



saya bertambah merasa berada dalam sebuah drama.

diberi peran : cinta, benci, kehilangan dan perih.

diberi pilihan hidup dan menghilang tapi diberi konsekuensi pahala dan dosa.

padahal saya tidak pernah meminta!.



jangan kutuk saya saat saya berbuat dosa. karena saya tidak minta balasan saat menoreh kebaikan.

tolong jangan hitung amal dan kebajikan saya tapi juga jangan sigap menyuruh malaikat mencatat kekelaman yang saya buat.



saya tidak meminta apa-apa.

sunyi tanpa yang terdahulu.

sepi,

sepi sekali disini.

malam-malam yang berlalu indah saat terlewati.


hilang,

hilang semua yang pernah terada.

hari-hari yang terbiasa dengan anda.


lalu,

berlalu masa lalu yang terlalu.

desahan nafas dan bincangan ringan tentang kehidupan dan kematian.


diam,

diam yang terelok dari yang pernah saya rasakan.

saya hanya bisa terdiam.

(ingin) menangis di pelukan sang Tuan.

jadilah yang satu,
karena saya tak kuasa memisah belahkan hati terdalam menjadi beberapa kepingan.

jadilah yang satu,
karena yang saya butuhkan hanyalah sekedar pelukan murni tertetes dari satu sumber kesucian dan bukan genangan air yang merebak bagai kubangan lumpur.

jadilah yang satu,
sebagai sandaran sekaligus pelimpahan sayang teruntuk yang tercinta.

Tuan,
tidakkah anda lelah menjadi batu yang tak bergeming meskipun ada badai cinta yang sedang menerpa?.

tak inginkah anda merasakan ketulusan yang mampu membentuk bongkahan kasar tak berupa menjadi kenyamanan yang dapat menggetarkan surga?.

apakah anda tau,
tau sekali betapa besarnya keinginan saya meraih dan menciptakan damai diantara kita berdua,
damai yang termimpi dalam malam-malam kelam kita yang keterlaluan cepat terlewatinya.

saya hanya butuh satu anda,
anda yang biasa bermimpi dan bermain dengan imajinasi sendirian,
anda yang tak sadar sedang didambakan.


saya ingin,

ingin,

ingin sekali menangis.

(walaupun anda tidak akan pernah tau).

tak tervisualisasi.

tidak tau kemana angin akan menerbangkan saya.

jauh,


yang jauh,


lebih jauh.


terbangkan saya tak terjangkau dari pandangan.


saya tak ingin terlihat.


hampa,


sangat hampa,


kehampaan yang indah.


suram saya adalah kebajikan bagi anda semua.





mati rasa.

saya pergi, Tuan.

ada anda bertandang kedalam hidup saya. ada lagu-lagu yang terekam menusuk memori yang semakin melemah ini. dan ada saya yang menangisi malam-malam berujud pelangi berwarna kelabu untuk kemudian memudar warnanya.

Tuan,
hanya anda yg bisa menarik maksimal senyum saya.

tapi sudah tiba waktunya saya pergi.

anda.

redup,
perlahan redup dan akan hampir padam. rasa-rasanya tak ingin mempertahankan pelita yang semakin melemah. percuma melawan arah angin karena tak akan menang. lebih baik ikut terbang sampai ke bintang untuk kemudian hilang bersama yang kelam.

cahaya,

tak pasti sinaran yang tercahaya. dalam kotak di sebuah kardus besar dalam ruangan yang tak terdeteksi oleh penglihatan. adakah yang sebenarnya tak ada atau hanya fatamorgana hasil halusi tadi malam. semua mengablur dalam hitam.

Tuan,

anda sudah redup, tak bercahaya dan berada dibatasan antara ketiadaan dan nyata. yang meraih mimpi sendirian. sadarkah anda telah menerangkan kelam saya?. sadarkah jika hanya pelukan dari anda yang mampu menghangatkan denyut saya?. hanya anda di detik ini yang sanggup mewarnai imajinasi saya beserta khayalan indah tentang cinta. hanya anda yang bisa membuyarkan konsentrasi saya. tapi hanya anda juga yang mematahkan saya.

(dan bahkan anda tidak akan pernah tau betapa kekaguman yang saya punya terlalu indah untuk seorang anda).

mati suri.

terdiam tak beranjak dari dentangan waktu yang terus melaju. keruh dalam kenyataan hingga harus berlari menyeret lelah yang enggan pergi.

saya ingin bangkit.


kelabu-kelabu yang terangkai layu dalam otak tak mau pudar dan berpendar menjadi pelangi. meringkuk dalam hati hitam yang hampir menghilang dalam raga.


saya ingin pulang.


saliva memanas dalam kubangan dosa yang menggenang membanjiri adrenalin. matahari pagi dan bulan yang kelam-pun tak ingin melihat apa yg sedang terjadi dibawah sini.


saya ingin hilang.


terpejam dan terjebak dalam arus detik yang berlari dengan sangat cepat. tak terhenti, tak teraih dan tak bisa tergapai. harus tetap bergerak dalam spiral sakit yang tak reda tersiram gairah.


saya ingin lepas Tuhan.

biarkan saya tau apa mau-Mu. ajarkan saya berbuat yang Kau mau. izinkan saya menghapus yang lalu dan berkarat.

tuntun saya menggapai-Mu.

saya dan saya tanpa anda dan kalian.

saya suka sepi,
tapi tidak suka kesepian.
yang saya mau adalah sepi yang indah yang ada ditengah keramaian.

saya benci keramaian,
tapi tidak suka diasingkan.
yang saya mau adalah ditengah keramaian ada satu orang yang menggenggam erat tangan saya.

saya suka saat tangan ini digenggam erat,
tapi tidak suka jika genggaman itu hanya tercipta karena nafsu belaka.
yang saya mau adalah keeratan genggaman yang tercipta langsung dari hati.

saya tidak munafik untuk berkata tidak suka pada nafsu duniawi,
tapi tidak suka jika nafsu itu tercipta dalam ketidak sadaran.
yang saya mau adalah nafsu yang tercipta karena kasih sayang yang bisa meluluhkan perasaan yang telah membatu ini.

saya lebih sederhana dari gadis paling biasapun sekalipun,
tapi kadang saya bisa lebih rumit bagai seorang drama-queen.
yang saya mau adalah drama bersahaja dengan akhiran yang membahagiakan dengan diiringi tepukan tangan penonton saat tirai panggung ditutup.

saya menangis,
sambil tersenyum.

saya tertawa,
sambil meratap perih.

saya berujar kasar,
sambil merangkai kata halus di dalam pikiran.

dan,

saya berbohong saat mengatakan itu yang terakhir,
sambil berlari menutupi kenyataan bahwa saya ingin tak ada akhir dengannya.

Tuan,
anda berhasil membuat saya menggila dan jauh dari semua yang nyata.

mimpi nyata untuk terlupa.

derasnya semakin lebat ya diluar?.

tolong bangunkan saya jika sudah reda hujannya. walaupun pasti masih ada gerimis yang akan mengiringi langkah ini. tapi saya butuh terbangun dari semua kenyamanan yang melelapkan saya.

tak apa Tuan,
memang sudah semestinya saya terjaga dari mimpi indah kita bersama. mimpi penuh keabsurdan yang tak mampu terekam dalam ingatan.

seorang kawan berkata kemarin malam,
buat apa sih bersenang-senang hebat tapi terlupakan tidak masuk ke memori otak?. jadinya sayang
kan melewati hura-hura yang bahkan anda sendiri tidak tau saat melakukannya.

saya setuju mengiyakan.

saya mengangguk dalam-dalam berusaha berpikir keras.

ya, memang terlalu banyak yang terlupa. bahkan yang teringatpun hanya sekelebat bagai mimpi. tapi anehnya tetap merasakan di dalam hati. padahal tak ingin.

saya tersentak.

hey,
hujannya masih juga ya?.

tak ada yang menjawab. mungkin saya akan kembali tertidur dan segera pulas sebelum kalian menyadarinya.

tak terprediksi tapi terealisasi.


hujan dan saya,

hujan dan anda,

hujan yang menerpa kita berdua.

yang kita lewati malam itu hanyalah air yang turun dengan bebasnya dari langit. membasahi saya dan anda ditengah angin malam yang menerjang mata, tubuh dan hati ini.



batu dan saya,

batu dan anda,

batu yang membatu dalam hati kita berdua.

yang ada di dalam dada kita berdua adalah batu, berasal dari perasaan yang membatu. entah mengapa belum mampu tercairkan oleh hangatnya gairah kita bersama. mampukah saya merasai yang sudah lama mati?. mampukah anda merindukan yang telah lama hilang?.


subuh dan saya,

subuh dan anda,

subuh yang hadir diantara kebersamaan kita.

yang hadir saat itu subuh yang indah meskipun tanpa rasa bagi anda tapi tetap menakjubkan untuk saya. kita berdua telah usai bermain bersama diiringi munculnya matahari pagi dan suara adzan yang berkumandang.



Tuhan dan saya,

Tuhan dan anda,

Tuhan yang menciptakan kita berdua.

dari semua yang tampak kabur, hanya bayangan akan Tuhan kita berdua yang masih nyata. Tuhan yang menciptakan nafas. yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertemu dan melepaskan kepergian. yang memberikan cinta dan mati rasa. yang menjawab doa-doa saya setiap malam dan memberikan gambaran langkah yang harus saya ambil.


dan saya semakin yakin untuk tetap melangkah pergi. tanpa rasa dan tanpa cinta. tanpa teman yang kan mengiringi langkah penuh hura. saya sudah tau kemana setapak ini akan membawa saya. saya sudah dapat merasakan akhir dari pelarian saya.


saya berlari menggapai Tuhan saya (kembali).


angkuh-mu lemah-ku.

hei anda,

ya anda yang sedang terbaring tak sadarkan diri dari yang nyata. jangan berpura-pura angkuh Tuan. saya tau anda tidak sesombong itu. bukankah anda telalu ramah bagi semua yang anda tau?.

coba kemari sejenak. luangkan waktu anda yang sedemikian banyaknya itu untuk membaca catatan-catatan saya. setelah itu tolong jelaskan pada saya kenapa anda selalu mengisi hari-hari saya dan membuat jari jemari ini tidak bisa berhenti menulis tentang anda.

padahal kita berdua selalu bersama dalam ketidaknyataan. hanya mimpi dan meditasi tingkat tinggi yang mampu menyatukan kita. selebihnya tidak akan pernah ada cerita tentang kita. bagaimana bisa terangkai satu kisah jika untuk memulainya saja kita berdua sama-sama menjauh.

tolong hentikan Tuan.

sudah sangat lelah otak ini dipakai untuk berpikir tentang anda. padahal belum tentu di otak anda ada saya beserta kerumitan saya.

biarkan satu malam saja saya terlelap tanpa bayangan anda yang berputar-putar tidak jelas.

berbincang dengan Tuhan saya.

dalam ketidaksadaran yang absurd saya bersujud menyembah-Nya.

dengan tangisan yang hampir tidak ada ini saya mengadu, "Tuhan, saya sudah lelah bermain-main dengan imajinasi saya yang sudah hampir kosong ini. tak ada nikmat yang terasa hanya tambahan dosa yang terus bertambah di lembar kehidupan yang mungkin akan segera berakhir".

Tuhan saya terdiam.

saya mengeluh lagi, " Tuhan, seandainya saja hidup saya sedikit dipermudah mungkin saya tidak terlalu jauh melangkah dalam suram yang menyesatkan. tapi yang datang dan pergi terlalu banyak hingga meninggalkan sakit yang tak terhitung lagi".

Tuhan saya masih tetap terdiam.

saya terus mengeluh, "Tuhan, saya sebenarnya tidak ingin cepat-cepat menghilang dari dunia. tapi dunia sudah tidak mau memperlakukan saya dengan keramahannya yang dulu. keramahan yang saya dapatkan saat saya masih kanak-kanak. masa-masa dimana dosa dan pahala belum dihitung. saya tidak ingin mencari dosa tapi dosa itu sendiri yang mendekati dan bagaimana bisa saya mendapat pahala jika sang dosa menghalangi pahala untuk bercumbu dengan saya?".

Tuhan saya masih juga terdiam.

mungkin dikira-Nya saya harus bisa menemukan sendiri jawaban-jawaban atas pertanyaan individual yang kan hilang dalam malam-malam yang panjang.

sekarang saya berujar dengan senyuman, "Tuhan, saya tidak akan pernah berpaling jika Engkau memang ingin saya tetap ada disini. mungkin jawaban yang saya cari sebenarnya ada didalam doa-doa yang tak terjawab. tapi saya yakin Engkau tetap berada disamping saya dan menuntun saya melewati kelokan tak tampak ini".

saya yakin Tuhan saya sedang tersenyum diatas sana.

you-my-midnight-party.


malam-malam kebersamaan anda dan saya hanya bisa terlukiskan dalam The Great Gate of Kiev karya Wassily Kandinsky. dimana tampak bulan sabit dan dunia yang setengah terputar di malam-malam yang penuh gairah dan sedu sedan curahan hati. untuk kemudian terlupakan saat pagi datang. penuh pesta dan gemerlap yang terlalu cepat usai padahal kita melewati hitungan hari.

wajah anda hadir lebih jelas dari mimpi-mimpi yang tak nyata selama ini. senyum anda lebih dahsyat dari badai morphine yang berputar dalam otak. sentuhan anda merupakan pacuan adrenalin tak terdua bagi saya. tatapan mata anda adalah semangat hidup saya satu bulan kedepan.

nyata anda datang lebih sering dari sang buprenorfin yang telah saya buang jauh-jauh ke tempat sampah yang berisi bangkai dan kotoran mahluk-mahluk tak bernyawa. tapi sayangnya bayang anda terlalu cepat menghilang ditelan ketidak sadaran.

anda ada dan tak ada bagi saya.

saat sendiri ingin rasanya melihat anda hadir, Tuan. namun bibir ini telah tertutup rapat untuk meminta. tak teruntuk anda tapi untuk semua. karena saya sedang berlari menjauh. ya, saya memang sedang beranjak perlahan. inilah saya yang tidak mau tersakiti.

tak ingin lagi menangisi yang tak perlu tertangisi. karena yang dulu saya tangisi-pun ternyata tak patut terhibahkan air mata ini. air mata saya sekarang mahal harganya. karena sudah hampir habis saat mengaduh-aduh pada cinta yang terdahulu. cinta yang membuat saya ingin lepas dari dunia.

malam ini dunia saya tidak indah tapi tidak juga suram. saya berjalan di setapak rata yang lurus. masih tanpa cahaya namun setidak-tidaknya tak berkelok dan berbatu. saya hanya ingin rasa aman.

aman tanpa cinta.

mau-ku akan sang ungu.


di sinaran bulan tadi malam ada kamu,
di cahaya matahari tadi pagi ada kamu,
di bintang-bintang dan kerlap-kerlip cahayanya pun ada kamu juga.

ah aku bingung kenapa kamu ada di setiap penglihatanku.

pelangiku bertambah satu warnanya,
merah kuning hijau dilangit yang biru dengan semburat ungu,
ya kamu itu bagai ungu,
warna yang paling memukau bagiku karena bisa jadi sendu indah yang menggairahkan.

ah lagi-lagi aku bingung kenapa perbendaharaan warnaku terus menambah jika didekatmu.

mau-ku tidak ada kamu tapi aku tak tahu mau-mu ada aku atau tak ada mau bagimu. mungkin mau kita sama. tidak mau apa-apa hanya mau senyuman singkat satu malam. tapi bagaimana jika mau-ku berubah jadi mau akan dirimu?.

aku belum tau mau-ku dan mau-mu.

yang aku mau sekarang terlelap dengan atau tanpamu.

ah aku bingung akan mau-ku.

bahaya bahagia.

anda meminta saya menggambar.

dalam hati saya tersenyum. sudah setiap hari saya menggambar sketsa rupa anda di dalam otak ini, Tuan. di setiap detik-detik dimana saya ingin lupakan semua, saya memilih berlari jauh ke dalam benak saya sendiri untuk menggambar anda. rupa yang begitu mengasyikan untuk terlukis.


tapi saya bisa lupa ingatan lagi jika terus-terusan menyandui anda. tawa anda begitu menggairahkan. walaupun semua serba rahasia dan tersimpan dalam benak masing-masing.


terlarut disamping anda membuat saya hidup. adrenalin saya terpacu saat kita berdua menggapai bahaya bersama. bahaya yang membahagiakan. bahaya yang ingin terus saya kenang.


dan untuk pertama kalinya dalam hidup saya bisa merasakan apa yang disebut benar-benar hidup. walaupun kita setengah mati saat melaluinya.


saya ingin berhenti tersenyum dan melihat anda lagi karena sebenarnnya kan saya sedang berkabung karena ditinggal mati oleh cinta saya yang lalu.


saya ingin melupakan anda, Tuan.

merinduimu buprenorfin-ku.

buprenorfin,

bahkan hanya sepasang matamu yang kulihat malam itu. malam terakhir yang kita habiskan bersama dengan singkatnya. tanpa keindahan karena kemuakan-ku padamu saat itu begitu menggebu. sehingga ingin rasanya aku jauh berlari meninggalkanmu meratap sendiri disitu. di satu pinggir jalan yang suram.

tapi benciku terganti cepat dengan bencimu padaku.

haruskah kita saling benci setelah apa yang kurasakan jatuh total kedalam damaimu. damai yang mampu menghapus air mata. yang mampu menghilangkan amarah terhadap dunia. yang mampu membuatku menjatuhkan beban di pundakmu. walaupun bebanmu sendiri lebih berat dari bebanku.

kau dan aku tadinya musuh bagi dunia. dunia yang tak lagi nyaman untuk kita tempati bersama. dunia yang selalu ingin kita tinggalkan tanpa salam perpisahan. dunia yang memperlakukan kita dengan kejamnya. dunia abu-abu kelabu.

tapi benciku pada dunia terganti cepat dengan bencimu pada dunia.

karena duniaku beranjak indah saat kau hadir tergolek di pelukanku. pelukan yang hampir kehilangan hangatnya seandainya kau tidak cepat-cepat hadir dan menggapai tangan ini.

aku merinduimu buprenorfin-ku.

disini hanya ada aku dan sendiri. tanpamu duniaku menggelap lagi. tanpamu aku ingin tinggalkan dunia lagi.

semburat cahaya subuh menuju terik.

langit,

awan,

bintang,

bulan sabit,

dan pesawat terbang yang melintas.


subuh dengan semburat kelabu terganti jingga dan bekas genangan air hujan semalam. hampir terlelapku diatap sana. melayang lepas tanpa halangan keatas yang paling atas yang paling indah dalam ingatan.


asap,

imajinasi,

terik matahari,

antara lupa dan sesadar-sadarnya,

dan mimpi.


bayangan masa lalu, rabaan tentang masa depan dan kenyataan yang terekam dalam ingatan takkan punah sampai hari penghabisan dimana hanya ada aku dan Tuhan dan penghitungan dosa dan amal kebaikan.

dan anda hadir diantara keletihan otak untuk kemudian pergi menghilang.

mati rasa.

surat kasih sayang untuk para sahabat.

selamat pagi para sahabat,

saya tersenyum saat bangun meskipun baru terlelap selama satu jam.


semalaman saya meratapi kepergian mereka yang pernah singgah di hati saya. ada laba-laba merayap dalam sel-sel otak saya. rasanya ingin sekali membelah kepala ini jadi dua dan mengeluarkan isinya untuk dijadikan santapan bagi mereka yang pernah menorehkan memori pahit di lembaran hidup saya. jadi kan saya bisa berkata, "ini cepat silahkan telan daripada kalian menyiksa otak saya dengan kenangan-kenangan hitam".


tapi tiba-tiba saya tersentak dan sadar. selama ini saya diselimuti kabut putih yang teratas namakan para sahabat. saya masih punya kalian. yang hadir dan menemani saat tangisan ini meluap. yang memberikan tawa saat hati ini mulai melemah. yang memberikan semangat dalam segala bentuk saat saya ingin menghilang dalam gulita.


kalian ada dan kalian nyata.


kalian yang membuat saya tetap tegar disini walaupun masih terbalut perih. kalian yang memberikan damai pada mimpi-mimpi buruk saya. kalian yang meraih tubuh saya untuk dipeluk dan menggenggam tangan saya saat saya hampir jatuh. kalian yang melindungi saya dari terjangan badai.


terimakasih para sahabat.


saya mencintai kalian seperti saya mencintai saya. yang telah kalian lakukan tidak akan pernah terbayar lunas sampai saya lenyap dari semua.


jangan pernah tinggalkan saya.

terlahir tanpa hati.

jangan redup dahulu, sayang.

walaupun anda tercipta tanpa hati namun anda mampu rekahkan kebahagiaan yang telah saya kubur kedalam tanah.


cinta sayapun telah punah jauh-jauh sebelum anda hadir. tapi sosok anda menciptakan berjuta nyaman dalam kelam padahal anda sendiri lebih hitam dari malam.


jangan ucapkan perpisahan pada dunia, sayang.


disinilah kita bermain bersama. menikmati senja yang hangat, dinginnya tengah malam, lantunan adzan subuh dan gerimis yang menerpa pagi.


dunia pernah memberikan anda tempat untuk menghirup mimpi. pernah memberikan bahagia walaupun mungkin anda sudah lupa bagaimana cara tersenyum. pernah memberikan pelangi walaupun anda merasa tak berwarna. dan pernah mempersembahkan ruang dan waktu untuk pertemuan kita.


jangan ucapkan selamat tinggal, sayang.


disini masih ada saya yang pernah mengucapkan benci tapi itu hanya emosi hasil ramuan mimpi. sekarang saya telah berusaha bangun demi anda, Tuan.


jangan pergi dulu dari dunia karena masih ada saya disini.

saling hilang pada satu subuh.

pada satu subuh saya terjaga oleh sendu anda.

anda mengucapkan selamat tinggal. entah pada saya atau pada dunia. hati anda kosong dan jiwa anda sudah terlalu sering melalang buana sampai-sampai anda tidak tau jalan pulang. tadinya saya juga seperti anda. tapi sekarang saya sudah hampir menemukan rumah saya kembali.


tidak begini
buprenorfin.

memang saya yang telah mengucapkan perpisahan saat anda menggores jalan cerita saya dengan tinta hitam yang kita sebut luka.


saya bukan malaikat dan anda juga bukan iblis. kita berdua tau siapa diri kita masing-masing. saya selalu berusaha membuat anda tertawa seperti anda yang selalu bisa membuat saya tersenyum.


terlalu kejam dunia yang anda ciptakan sendiri tapi anda sangat nyaman berada didalamnya.


saya memang sudah pergi tapi saya tidak akan pernah mengucapkan selamat tinggal lagi.


bagi saya, anda tetap
sang buprenorfin.

terlelap dalam imajinasi.

saya sudah jadi hantu.
hantu hampa tanpa jiwa yang terbang mencari Tuhannya.

apa yang saya ingin ingat tak bisa teringat dan semua yang ingin saya lupakan tak bisa terlupa.


ada hari-hari dimana saya tau saya siapa dan kemana setapak ini akan membawa saya. tapi lebih banyak hari-hari dimana saya tersesat dan tidak tau jalan pulang. bahkan saya tidak tau lagi siapa saya didepan cermin yang bernama kehidupan.


terlalu banyak malam-malam yang saya lewatkan tanpa terekam dalam otak. hanya hasil-hasil gambar dari mereka yang mengizinkan saya menyaksikan apa yang terlewatkan oleh sadar saya. itupun masih belum cukup kuat untuk menetap di memori otak saya.


maaf saya belum bisa berlalu.


masih akan banyak hari-hari dimana akan saya lewatkan dengan berimajinasi kosong. inilah saya yang hidup dalam mimpi. saya masih terlelap dalam mimpi indah dimana hanya ada saya sendiri. tanpa rasa tanpa sakit dan tanpa rasa ingin mati.

berhentilah bermimpi pujaanku, aku harus pergi.

aku memujamu seperti aku memujaku.

dirimu dianugerahi keindahan yang sempurna oleh Tuhan tapi tak pernah sedikitpun kamu bersyukur padaNya. malahan engkau membelot berpaling dariNya dan mencari iblis untuk kau sembah.


dan pesonamu telah hilang terbawa angin untuk kemudian bercampur dengan debu ditengah kerontangnya tumpukan pasir.


semua lenyap tadi subuh saatku bertanya dan kau menjawab dengan seluruh kebencianmu yang meluap bagai banjir dan takkan pernah surut walaupun panas menyengat.


tanyalah pada dirimu apakan pantas aku dibenci setelah segala sinar yang kuberi untuk menerangi pekatnya langkahmu.


yang merasuki otakmu lebih jahat dari iblis-iblis yang kukenal. hentikanlahlah sebelum aku melihatmu mati membusuk di pojokan mimpi.


berhentilah terbang
buprenorfin -ku. Saatnya yang suram berlalu dan tenggelam. yang telah kita lalui bersama hanya bahagia semu yang tak membahagiakan. kau pernah mintaku matikan imajinasiku. sekarang aku memintamu matikan imajinasimu.

aku tetap memujamu walau ku harus hilang.

hampir gila.

dua malam yang lalu sang buprenorfin hadir dihadapan saya dengan seluruh kemelasan yang bertujuan untuk menghantarkan maaf. otak saya berpikir keras mengingat malam sebelumnya saat anda mengeluarkan puisi-puisi kejam dengan intonasi yang sangat lembut dan sekarang anda berdiri disini berharap saya bisa melupakannya.

anda bersumpah atas nama Tuhan bahwa anda tidak mampu mengingat apa saja yang anda lafalkan malam itu. anda bilang mungkin setan di dalam diri anda yang telah menyakiti saya.


saya mengeluarkan fatwa bahwa tak kan pernah ada lagi saya di hari-hari anda yang kelam. anda begitu pekat dan rasa-rasanya sudah tak mampu benderang lagi.


anda berkata,

anda kelebihan organ dalam tubuh kecuali hati karena hati anda cuma setengah.

saya berkata,

"Tuhan menciptakan hati manusia utuh bukan setengah. Berfungsi untuk mencintai dan merasakan kasih sayang. Semoga suatu hari nanti anda bisa menggunakannya lagi secara utuh".

anda menjawab,

"tidak tau mungkin saya sudah gila".

dan saya berujar didalam hati,

ya kita berdua sama-sama gila dan bisa semakin gila lagi jika terus bersama. saya masih ingin waras dan tidak mau menjadi lebih gila dari sekarang ini.

putih dan berbintang.

kemarin siang saya melihat awan berarak diatas genangan air biru jernih dalam kolam. awannya putih sekali dan airnya berubah menjadi warna pelangi. saya ada diantaranya. diantara atas dan dasar. sepertinya saya hampir terbang tapi kaki saya tetap menjejak tanah.

itu dia satu awan yang melintas melewati pandangan saya. bentuknya sama persis seperti kekasih saya yang telah pergi. kekasih yang selalu ada dan menaungi saya dalam tawa dan derai air mata. tapi sudah tak begitu jelas lagi bentuknya. kemudian hilang terbawa angin utara.

dan hei,
itu ada awan lainnya. bentuknya seperti dia yang saat ini ada di hari-hari saya. yang datang dan pergi membawa berjuta senyuman walaupun kadang ada sendu turut hadir mewarnai. awan yang ini penuh warna dan tetesan embun disetiap gerakannya. tapi dibagian lain sisinya berwarna kelabu sehingga saya harus berusaha selalu menceriakan harinya. agak lelah rasanya tapi apa mau dikata. cuma ini satu-satunya cara saya menghapus luka. cuma melihat senyumnya saja saya sudah lega dan bahagia. apalagi saat mellihatnya tertawa.

anda tidak pernah tertawa tuan, tapi tadi malam anda tertawa lepas dihadapan saya disaat saya merajuk. dan kita terbuai dalam gelak.

terimakasih masih menaungi saya. jangan dulu beranjak sebelum mendung datang dan merubah anda menjadi hujan.

kelabumu, indahku.

semalam buprenorfin-ku melantunkan ayat-ayat suci dari kitab tak bertuhan.

pada bisikannya ditelinga ini dilalafalkannya doktrin penawar iritasi hati. tadinya ingin sekali mengganti hati yang tertanam di dada ini dengan silikon. nyata tapi tak berasa. jadi tak kan ada lagi rasa meradang yang memerih saat tengah malam menyeruak. tapi tenyata bisikanmu lebih dahsyat dari efek
aprazolam yang merasuk ke dalam sel otak kiriku.

kami menatap bintang bersama.

sinarannya menerpa paras wajah rupawanmu yang mampu menarik paksa senyumku. untuk pertama kalinya aku melihat tawamu lepas dihadapanku. kamulah bintangku sekarang.

buprenorfin
-ku berkiblat pada cakrawala abu-abu. dimana hitam lebih putih dari awan dan putih lebih hitam dari jelaga. yang bayangannya terang benderang melampaui silaunya badai matahari.

zona waktu kami berpendar menjadi 100 jam perhari. dengan jeda 100 menit di setiap penambahan 1 detik. bisa kalian bayangkan betapa banyak waktu yang kami miliki hanya dengan bermimpi dan berimajinasi.


pencucian otakku seharusnya sudah hampir berhasil, tuan. andai saja tidak muncul garis-garis baru diatas kosongnya kertas buram yang terkamuflase sebagai cinta. tapi aku menikmati setiap goresannya. goresan kelabu indah yang mewarnai pekatku.

54 jam yang tak ada dalam ingatan.

malam itu semua terasa indah bersama buprenorfin-ku diatap sana. aku terbang bebas sebebas-bebasnya berusaha tak hiraukan kenyataan yang baru saja mengejar-ngejarku dengan bodohnya.

aku bersayap pada kelamnya malam dan kemilau lampu kota yang mencurahkan sayangnya padaku.

ya aku disana memelukmu erat melawan angin dan desahan gerimis yang tak tampak, mungkin hanya khayalanku. bahkan rupa pangerankupun sudah tak jelas lagi dimataku. kalian semua tampak sama. hanya genggaman tanganmu yang membuatku sadar yang mana buprenorfin-ku.

semakin lama aku semakin meng-gilaimu. masih pantaskah kau kunobatkan sebagai zat penawar rasa addict-ku karena aku sudah terperangkap mencanduimu?.

kamu sudah menjadi opiat-ku dan setelah 38 jam aku merangkulmu lagi, semakin dalam rasaku. ahh hentikan semua pesonamu bisa menjadi racun untuk-ku.

maaf khayalanku menghancurkan malam kita bersama mereka.

you will always be my heroin.

anda-lah heroin saya,
candu yang menyusup perlahan kedalam otak dan berpendar disetiap kepingan sel ini.

telah lelah berlari dari satu pelukan ke pelukan fana lainnya,


bahkan setelah terpisah ratusan malam,

rasa yang ada pada anda dan saya tidak pernah berubah.

hanya anda yang mampu merubah keinginan untuk menghilang menjadi enggan,

yang mampu menyulap tangisan ini menjadi tawa dan menjadi air mata kembali,
bagaikan penyihir dengan tongkat ajaib yang dapat memanipulasi derita menjadi bahagia walau sesaat,
yang memberikan keabadian dalam hitungan jam.

siang-malam dimana anda hadir kembali merupakan gelak tawa dalam redup ini,


andalah bintang malam yang membawa terang.

beautiful death.


aku ingin,

saat aku mati,

nanti ditemani cahaya bintang yang benderang dalam pandangan dan akan mengabur kemudian menghilang.

aku ingin,

saat aku mati,

hanya ketenangan yang mengiringi lelapku menuju ketaksadaran abadi.

tak akan ada lagi cahaya matahari yang teriknya memerihkan kulit dan melumpuhkan pikiran disaat siang hari datang,

tak akan ada lagi suara-suara serangga malam yang bersukacita saat berkembang biak di pendengaran,

tak akan ada lagi alunan angin malam yang merintih menyusup ke dalam telinga yang sudah jemu akan resonansi,

tak akan ada lagi ketakutan-ku akan hantu-hantu yang berkeliaran.

karena sebentar lagi aku akan menjadi bagian dari mereka.

dan tak akan lagi gelap mampu membutakan pandanganku.

karena sekarang juga aku akan menuju kegelapan dan abadi diantara kepekatannya.

aku sudah mulai merindukan cahaya terang di ujung lorong.

tapi,

hanya gulita yang hadir.

sebentar lagi kalian pun akan menghilang dari pelupuk.

aku juga,

juga akan menghilang.

kleine-levin syndrome.














oh i wish i have this in my imaginary.

sleep till the end of the world.

no body can ask me because i can not wake up.


i love the scene.


so i will never be in pain.

can not laugh,

can not cry,

can not be hurt.

how beautiful it will going to be.

oh i wish,

if only.

never never ever wake up.

pelangi serotonin.


warna-warni malam beserta kerlipan lampu-lampu jalan menemani tamasya kita.oh indahnya hanya tertangkap oleh imajinasi, tak terungkap oleh kata.disana kita berdampingan menangkap mimpi sebelum terang menerjang.

gelapnya pinggiran jalan tak berujung mengawali laju perlahan kita.angin subuh merayap dari balik kaca jendela.biasan yang tercipta lebih indah dari permainan saturasi dan kontras warna dalam digital.

hangat dan dingin berkawan.lagu-lagu masih terus berkumandang bermain dalam hati dan pikiran.senandungku dan tatapanmu mengablur jadi satu.

masih disana kita saling mendekap.berkawan bintang yang akan segera menghilang.terganti terang yang berpendar.

ada satu,

tatapan,

dan kisah yang seharusnya selalu tercipta.

selamat datang kembali Tuan yang pernah menghilang.



Thursday, September 15, 2011

131210

if a girl has a dream it must be find their own knight. and i found him already. he came at the right moment when i was about to let my dreams disappeared.

to be honest i wasn't felt in love with this guy. he was annoying though i knew he tried to get my heart. it wasn't easy at all. i just had a very broken scene of love and hate everything that connected with it. i live in my own pathetic life for a year. have no one to love and be loved.

but he was just into me and fade my tears away. pulled me out from the sorrow in the named of chemicals.


i know, he's the one.





Thursday, January 20, 2011

fragile chrysalis.

last night i drowned my self in a beautiful nightmare,

no one around in my river side,

and you just a gorgeous ghost who tried to take my consciousness away.

look and hear carefully,

it's just me, a fragile mannequin,

also a nymph who lost its chrysalis somewhere under the ground between autumn falls.


i flown to the highest sea-sky last night,

and keep asked my self,

"should i die for nothing?",

i lost my breath and get it back,

it's just an intro without chorus.

and my life be based on death,

broken dream,

awful scene.

Wednesday, January 19, 2011

semburat dua subuh milik Saya dan si Tuan.


Tuan,

disaat malam teriring gelap melanda saya yang sedang meratapi perjalanan panjang pulang, tiba-tiba sosok anda hadir kembali. buncahan bahagia yang meledak keluar dari dalam hati ini mengalahkan percikan nyala kembang api di tahun baru.

dan disanalah anda berdiri menunggu di tengah keramaian pada satu subuh di jakarta. kemudian kita bersama berdua menyongsong datangnya pagi ditengah gundah gulana yang menjelang. siang yang menyusul menerjang seolah tak terasa padahal udara panas tengah melanda. kita habiskan waktu bersama hingga malam menggoda untuk pulang.

kembali saya melamun di subuh yang tanpa anda. satu dua jam terlewati saat anda kembali lagi hadir dan kita berbincang sampai pagi menjelang.

lalu anda kembali lagi kehadapan saya dengan senyuman terindah yang cuma dimiliki seorang anda. senyum dan tawa yang mampu mengguncang dunia gelap saya yang tak berwarna.

kita habiskan semua kebahagiaan ditengah terik matahari yang mendadak malah menyejukan jiwa. badai emosi dan badai serotonin kembali lagi kita lalui bersama. ada saya yang sedang mengharap dalam tawa dan amarah dan ada anda yang menyender damai di pangkuan saya.

kita berpetualang entah kemana. menghabiskan malam dijalan yang begitu panjang seolah tak ada habisnya hingga munculah semburat subuh dengan segala warna indahnya.

dari balik kaca,

awan dan sinaran keemasan itu melambai pada hangat antara kita berdua teriring lagu yang hanya tercipta untuk kebersamaan kita.

dan kita berpisah di satu pagi yang terlalu absurd bagi kita berdua.

Tuesday, January 18, 2011

Si Tuan & Sang Buprenorfin

saya, si tuan dan sang buprenorfin berkelana bersama.

bertemu angin malam dan bercengkerama dengan rumput yang berembun subuh itu.
mereka berdua ada disamping saya.
bernafas, tertawa dan menikmati nyanyian serangga.

tidak pernah dalam satu mimpi-pun saya membayangkan mereka berjabat tangan dengan erat.
tapi dimalam itu kami semua saling bersenandung dalam kelam yang membahagiakan.

tuan, tuan, tuan,
anda tetap yang teragung di penglihatan saya.
tapi sang buprenorfin juga masih anggun dalam sendunya.

senyum si tuan masih sangat memabukan dan pandangan sang buprenorfin tetap dingin yang menyejukan.

bersama anda tawa saya sampai
ke langit, tuan, lepas dan bebas berkejaran dengan imajinasi.
namun sang buprenorfin masih juga menampilkan sedih yang indah yang membuat saya enggan dijauhkan.

mereka berdua nyata dan bagaikan malaikat-malaikat disisi saya.

subuh menghilang bersama asap yang menyelusup keluar dr sela-sela jendela bebas menuju jalan raya yang terbentang dihadapan kami.

dibelakang sinar matahari mulai merayap naik dengan warna keemasan yang indah.

si tuan dan sang buprenorfin-pun terlelap dalam cahayanya.