Thursday, September 22, 2011

merinduimu buprenorfin-ku.

buprenorfin,

bahkan hanya sepasang matamu yang kulihat malam itu. malam terakhir yang kita habiskan bersama dengan singkatnya. tanpa keindahan karena kemuakan-ku padamu saat itu begitu menggebu. sehingga ingin rasanya aku jauh berlari meninggalkanmu meratap sendiri disitu. di satu pinggir jalan yang suram.

tapi benciku terganti cepat dengan bencimu padaku.

haruskah kita saling benci setelah apa yang kurasakan jatuh total kedalam damaimu. damai yang mampu menghapus air mata. yang mampu menghilangkan amarah terhadap dunia. yang mampu membuatku menjatuhkan beban di pundakmu. walaupun bebanmu sendiri lebih berat dari bebanku.

kau dan aku tadinya musuh bagi dunia. dunia yang tak lagi nyaman untuk kita tempati bersama. dunia yang selalu ingin kita tinggalkan tanpa salam perpisahan. dunia yang memperlakukan kita dengan kejamnya. dunia abu-abu kelabu.

tapi benciku pada dunia terganti cepat dengan bencimu pada dunia.

karena duniaku beranjak indah saat kau hadir tergolek di pelukanku. pelukan yang hampir kehilangan hangatnya seandainya kau tidak cepat-cepat hadir dan menggapai tangan ini.

aku merinduimu buprenorfin-ku.

disini hanya ada aku dan sendiri. tanpamu duniaku menggelap lagi. tanpamu aku ingin tinggalkan dunia lagi.

No comments:

Post a Comment