Thursday, September 22, 2011

tak terprediksi tapi terealisasi.


hujan dan saya,

hujan dan anda,

hujan yang menerpa kita berdua.

yang kita lewati malam itu hanyalah air yang turun dengan bebasnya dari langit. membasahi saya dan anda ditengah angin malam yang menerjang mata, tubuh dan hati ini.



batu dan saya,

batu dan anda,

batu yang membatu dalam hati kita berdua.

yang ada di dalam dada kita berdua adalah batu, berasal dari perasaan yang membatu. entah mengapa belum mampu tercairkan oleh hangatnya gairah kita bersama. mampukah saya merasai yang sudah lama mati?. mampukah anda merindukan yang telah lama hilang?.


subuh dan saya,

subuh dan anda,

subuh yang hadir diantara kebersamaan kita.

yang hadir saat itu subuh yang indah meskipun tanpa rasa bagi anda tapi tetap menakjubkan untuk saya. kita berdua telah usai bermain bersama diiringi munculnya matahari pagi dan suara adzan yang berkumandang.



Tuhan dan saya,

Tuhan dan anda,

Tuhan yang menciptakan kita berdua.

dari semua yang tampak kabur, hanya bayangan akan Tuhan kita berdua yang masih nyata. Tuhan yang menciptakan nafas. yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertemu dan melepaskan kepergian. yang memberikan cinta dan mati rasa. yang menjawab doa-doa saya setiap malam dan memberikan gambaran langkah yang harus saya ambil.


dan saya semakin yakin untuk tetap melangkah pergi. tanpa rasa dan tanpa cinta. tanpa teman yang kan mengiringi langkah penuh hura. saya sudah tau kemana setapak ini akan membawa saya. saya sudah dapat merasakan akhir dari pelarian saya.


saya berlari menggapai Tuhan saya (kembali).


No comments:

Post a Comment