terdiam di pojokan melalangbuanakan pikiran pada imajinasi lukisan.
dia,
diam,
diam sekali,
seolah tak hiraukan rangkaian kata yang sedang melintas berlalu-lalang ditelinganya.
fokus pada kumpulan warna yang mengangkasa di awang-awang.
ditorehkannya khayalan indah yang tervisualisasi pada setiap jengkal kulit halus yang membalut raga.
lalu ia tertawa.
ternyata dia bisa juga tertawa karena emosi yang tercipta dari keadaan.
No comments:
Post a Comment